Publik Soroti Kasus Korupsi Setwan, Mayoritas Dewan Kembali ‘Makalang’

Berita Utama, Hukum533 Dilihat

Purwakarta, Sinar Surya – Sorotan publik terkait kasus korupsi Sekretariat Dewan (Setwan), terungkap bahwa mayoritas anggota dewan Purwakarta siap mencalonkan kembali pada Pileg 2019.

Dua kasus korupsi yang melanda lembaga legislatif tersebut, tak menyurutkan langkah para politisi kembali ‘manggung’.

Penelusuran dari awak Media BI,  menunjukkan sejumlah anggota dewan diduga tengah melakukan persiapan untuk Pileg tahun depan. Beberapa di antaranya sudah mencetak kalendar dan dibagikan kepada masyarakat melalui tim sukses yang dipercayainya.

Beberapa anggota dewan ada juga yang hendak mencoba peruntungan bertarung di DPRD Provinsi Jawa Barat. Sebagian besar lainnya tetap bertahan di DPRD Kabupaten Purwakarta. Hanya sebagian kecil yang memutuskan ‘pensiun’ menjadi wakil rakyat. Diminta komentarnya oleh BI, seorang anggota dewan mengaku tak lagi tertarik ikut dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 karena berbagai alasan.

“Alasan paling utama, saya selalu merasa perang bathin sepanjang menjabat sebagai wakil rakyat,” ujar seorang anggota dewan dari Daerah pemilihan (Dapil) 6.

Perang bathin yang dimaksudnya, mayoritas tingkah polah anggota dewan bertentangan dengan nurani, “Anggota dewan yang berperilaku lurus, dianggap menentang arus dan dikucilkan oleh rekan-rekan,” kata dia.

Mayoritas anggota dewan yang hendak kembali ‘makalang’, ditanggapi Ketua Ormas LAKI DPC. Purwakarta Dedi Sutendi

Dia mengatakan, “sebelum berniat kembali ikut dalam Pileg 2019, para Anggota Dewan sebaiknya introspeksi terlebih dulu dan memberikan kesempatan pada bakal calon yang lebih berkualitas bukan dilihat hanya dari segi materi saja” .

“Tidak bisa dipungkiri bahwa Purwakarta memang mengalami adanya kemajuan, tapi itu harus diimbangi dengan adanya pengawasan dari legislatif yang mempunyai kewenangn yang berbeda dengan eksekutif,” kata Dedi S, Kamis (10/5).

Sayangnya, kata dia, selama ini fungsi pengawasan dari lembaga legislatif nyaris tak ada seperti terkalahkan oleh eksekutif. (Pul)