CEO Prestige Motorcars Rudy Salim, Dukung IKN Dengan Transportasi Ramah Lingkungan

Berita80 Dilihat

JAKARTA, – Di era globalisasi dunia saat ini meningkat dengan sangat cepat, khususnya dalam peningkatan efisiensi pengelolaan transportasi yang menjadi kunci awal keberhasilan era globalisasi. PERIKLINDO Electric Vehicle Show 2024 hadir dengan membuka kesempatan bagi kalian untuk mengetahui perkembangan di era globalisasi saat ini.

Memahami dan mengelola transportasi dengan efisien adalah kunci untuk menciptakan efisiensi biaya yang signifikan. Dalam dunia yang terhubung global seperti sekarang ini, transportasi yang cerdas dan terencana dengan baik dapat membantu perusahaan memenuhi permintaan pelanggan secara tepat waktu dan dengan biaya yang terkendali. Hal ini yang digali dan dipaparkan dalam “Evolution Seminar” di Ballroom JI-Expo Convention & Theatre, Kemayoran, Selasa (30/4/2024) malam.

Salah satu narasumber yang mengisi seminar tersebut, CEO Prestige Motorcars Rudy Salim. Dalam paparan singkatnya, Rudy Salim menyampaikan tentang moda transportasi yang menggunakan tenaga listrik.

“Saat saya memperkenalkan mobil listrik Tesla yang pertama ke tanah air pada tahun 2013. Saat itu banyak yang mencibir, seberapa kekuatan jarak mobil listrik Tesla. Ada yang tanya kalau hujan itu listriknya korslet tidak, lalu kalau banjir kesetrum tidak, terus kalau abis power banknya sebesar apa?,” ujar Rudy.

Namun katanya, ‘cibiran’ itu ditepis setelah Prestige Corps bekerjasama dengan stakeholder pemerintah untuk mempercepat transisi kendaraan listrik berbasis baterai pada tahun 2019, pembelian mobil listrik Tesla baru cukup tinggi di tahun 2020 setelah adanya program percepatan tersebut.

Dikesempatan tersebut juga Rudy memberikan sedikit penjelasan tentang sebuah taksi udara yang bernama Drone Ehang 216, sebuah taksi udara yang bisa mengangkut dua (2) penumpang.

“Dengan membawa taksi udara dalam bentuk drone ke Indonesia. Saya berniat untuk menjadikan moda tranportasi ini bisa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Ibukota Negara Nusantara (IKN).

Terkait kelemahan Drone Ehang 216 ini, menurutnya, faktor human error bisa diminimalisir karena sebuah drone penumpang ini dikendalikan dari jarak jauh.

“Kita bisa sedikit mengeliminasi human error karena ini tanpa pilot di dalam pesawat dan dikontrol jarak jauh. Lalu juga ada titik penerbangan. Kemungkinan human eror lebih kecil, hampir mustahil bahkan,” jelasnya.

Balik cerita ke IKN katanya, tentu nantinya Drone Ehang 216 ini akan disewakan per enam menit harganya hanya ratusan ribu rupiah.

“Sangat murah sekali, ketahanan bisa terbang selama 30 menit sejauh 30 km setinggi 300 meter sekali charge. Kita jadi pertama dan satu-satunya yang mendatangkan drone Ehang ini ke Indonesia,” tutup Rudy dalam paparan di Seminar Evolution.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *