Dari KUNKER Bupati Cilacap: Mangrove Mulai Dilirik PEMKAB Indramayu.

Politik, Wisata738 Dilihat

Kab.Indramayu, SinarSuryaNews.Com,- Para pemerhati dan penggiat pelestarian mangrove sebagai salah satu upaya meminimalisir abrasi laut dan memanfaatkan sedimentasi air darat di pesisir, kini mulai bangga dengan Bupati barunya Nina Agustina , sebab setelah para pendahulunya nyaris tidak mengulurkan tangan dalam upaya pelestarian mangrove sehingga PERTAMINA jadi sasaran bersandar masyarakat.

Salah satu binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU VI) Balongan dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) khususnya terhadap kelestarikan tanaman mangrove adalah obyek wisata mangrove KARANGSONG yang posisinya sebelah kiri alur pelabuhan laut Karangsong Kecamatan Indramayu di perbatasan Desa Pabean Udik, Desa Brondong dan Karangsong. pada Senin kemaren lokasi tersebut jadi sentral studi banding rombongan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji bersama rombongan PT. KPI RU IV Cilacap, mereka tertarik oleh keberhasilan budidaya mangrove. mereka langsung didampingi oleh Hj.Nina Agustina. SH, Bupati Indramayu selaku tuan rumah beserta dari unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Indramayu dan sejumlah kepala perangkat daerah baik yang berkompeten bahkan banyak yang kurang ada kolerasinya dengan acara KUNKER tersebut, ini yang patut diapresiasi sebab sangat bermakna untuk masalah usaha memperluas wilayah darat yang disejumlah wilayah hilang tergerus abrasi dilokasi yang memungkinkan bisa diupayakan dengan pelestarian mangrove akan diusahakan maksimal sehingga diprediksi untuk hal itulah dinas dinas yang tida ada kolerasinya dengan KUNKER dan studi banding itu turut dihadirkan meski tidak ada kata yang disampaikan, Mengingat terbatasnya waktu.

Acara yang dikhususkan dilokasi binaan PERTAMINA itu, kenyataannya dihadiri hampir semua kalompok penggiat mangrove Indramayu termasuk Mina Mangrove Persada yang kiatnya telah menembus level nasional dan dunia karena kegigihan dan inovasinya yang diantaranya memproduksi puluhan jenis kuliner berbahan baku mangrove bahkan termasuk Wine mangrove nya diakui terbaik di Dunia karena mampu meningkatkan kejantanan pria lansia, Kelompok ini pun sering dijadikan narasumber seminar mangrove oleh sejumlah perguruan tinggi didalam maupun diluar Negeri.

Bupati Indramayu, dalam kesempatan itu menyampaikan potensi daerahnya termasuk wilayah lautnya yang mencapai 114, 1 km memanjang dari Perbatasan Cirebon Desa Bungko sampai Perbatasan Kabupaten Subang di desa Ujunggebang Kecamatan Sukra Indramayu dengan karakter dan kontur laut yang tidak sama.

Sementara Bupati Cilacap mengakui ketertarikannya untuk menerapkan keberhasilan kerjasama masyarakat pemerhati kelestarian mangrove, PEMDA Indramayu dan dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU VI) Balongan, di Cilacap antara PEMDA Cilacap dengan PT. KPI RU IV Cilacap “akan saya adopsi apa yang ada di Indramayu ini untuk diterapkan di Cilacap” tutur Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji dalam visitasi Karangsong itu.

Seperti diketahui warga Indramayu terutama yang rajin mengkritisi abrasi laut, bahwa masyarakat sekitar pesisir yang diklaim lahan PERHUTANI sejak 1980an, saat air laut surut, mereka meski jelang subuh tanpa lelah menanam mangrove apapun jenisnya yang mereka dapatkan, Kegiatan ini lama lama menghasilkan tanah timbul seperti di desa Pabean Udik blok tegur Yang kini diklaim wilayah aset dinas pariwisata PEMKAB Indramayu lebih kurang 260 ha. Sedangkan khusus di perbatasan Karangsong, baik pelabuhannya maupun penyangganya ditingkat nasional tidak lepas dari hasil penelitian, analisa dan pemikiran seorang mahasiswa Jepang bernama Suzuki Takasita yang namanya bisa dilihat di arsif KESBANG kini dulu SOSPOL, izin penelitiannya 2 kali diperpanjang oleh KaSospol yang saat itu dijabat Letkol (TNI) Wiradi, Suzuki Takasita tertarik meneliti KARANGSONG karena nelayan Karangsong dikenal di Malaysia sebagai si hantu laut. nelayan dengan mesin tempel mampu mengarungi perbatasan Indonesia – Malaysia dalam penelitiannya (1990) Suzuki menyebutkan tahun itu pendapatan nelayan Karangsong umumnya minus Rp.125 /hari sehingga perlu pembangunan pelabuhan nelayan yang representatif. Oleh karena itulah sejak tahun itu banyak bantuan Jepang ke Indramayu, mulai pelebaran jalan Nasional sampai inprastuktur Pelabuhan Karangsong.

Kemajuan karangsong pun dipacu oleh kaum muda pecinta lingkungan yang dengan gigih tanpa lelah menanam dan mengajak menanam mangrove, Satu diantara penggiat itu kini sukses mengelola Mina Mangrove Persada bernama Latif penduduk Desa Brondong yang arealnya di perbatasan arboretum wilayah kelompok binaannya sampai perbatasan MMP wilayah desa Pabean Udik yang urung dikunjungi Bupati Cilacap karena waktu yang tidak tersedia.

Di Indramayu, setiap kelompok pemerhati, penggiat pelestarian hutan mangrove selalu menjadikan POL.AIRUD dan TNI AL sebagai pembina dan mitra dalam pelestarian alam dan keamanan ekologi, selain PERTAMINA mitra kerja dan pembina nya adalah PLN dan PELINDO. Bantuan mereka diantaranya penanaman Sarana bibit tanan, cemara laut, plamboyan, ketapang dan berbagai jenis mangrove, Sehingga Karangsong kurang layak di klaim prestasi PERTAMINA ansih, apalagi kini terjadi pembiaran sehingga tiap harinya banyak satwa yang baru lahir mati akibat jatuh dari sarangnya (hutan mangrove) yg tinggi meski berminggu Minggu masih hidup, akibat belum bisa mencari makan sendiri akibatnya mati berserakan .Sementara bila masyarakat mencoba mengambilnya untuk peduli memelihara dan menyembuhkannya, tak satupun yang berani sebab dilarang membawa satwa (burung) dari lokasi itu, Ini tentunya jadi PR baik pengelola PERTAMINA maupun PEMKAB Indramayu dan bahkan bahan pemikiran PEMKAB Cilacap agar tidak mengadopsi yg kurang pasnya.
Kreatifitas masyarakat Indramayu dalam penanaman mangrove sungguh luar biasa, terbukti dari 1982 hingga kini di Desa Waledan mampu menghasilkan tanah timbul hampir 6000 ha dan ini tentunya bila Bupati Jeli dalam mengais income daerah bisa segera diwajibkan pendaftaran pajak sebab undang undang menyebutkan bahwa tanah timbul dikuasai PEMDA dimanfaatkan masyarakat dan bisa dimohon penetapan hak milik sesuai aturan.
Sementara abrasi laut yang menimpa desa Ujunggebang yang telah berjalan sejak 1975an, sepertinya akan terselamatkan oleh kehadiran pelabuhan patimban di Kabupaten Subang yang selain jadi filter arus laut, Juga keberadaan posisinya akan mampu menjadikan pesisir sebagai penampung pasirlaut buangan arus yang tertahan body pelabuhan Ini tentunya selama masyarakat Indramayu bisa kritis dan ketat memperhatikan dampak pelabuhan tersebut. Demikian juga dengan abrasi laut di sekitar desa Limbangan dan sekitarnya wilayah Juntinyuat yang mengganas diawali pembangunan kilang EXOR I Balongan, sudah waktunya antara PEMKAB dan PERTAMINA menelisik bersama penyebabnya sehingga ditemukan solusinya jangan menunggu hal buruk terjadi dengan lingkungan sekitar pelabuhan ikan Dadap.
SuhermanBdg.