Pentingnya Peran Gigi dan Mulut dalam Penyakit Autoimun: Diskusi oleh Yayasan Tulus dan Prodia

Berita205 Dilihat

JAKARTA – Yayasan Tujuh Langkah Hidup Sehat (Tulus) bekerjasama dengan Prodia menggelar seminar dan talk show yang mengangkat tentang Maintaining a Healthy
Lifestyle for Autoimmune Warriors, Sabtu (14/10/2023) di Prodia Tower, Kramat Raya Jakarta.

Beberapa narasumber dari berbagai praktisi kesehatan hadir dalam kegiatan yang diikuti 50 orang termasuk dari penyintas autoimun.

Seperti diketahui, penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh.

Gangguan autoimun dapat mempengaruhi hampir setiap organ dan sistem tubuh. Berikut ini beberapa jenis gangguan autoimun seperti, Diabetes tipe 1, Artritis Reumatoid (RA), Psoriasis, Multiple sclerosis, Lupus, Penyakit addison, Penyakit graves.

Namun gangguan autoimun dapat di kendalikan melalui Pola Hidup Sehat yang akan memberikan pengaruh yang baik dalam pengendalian penyakit autoimun. Meskipun penyakit ini belum ditemukan obatnya, bukan berarti penyintas autoimun tidak bisa hidup normal. Para penyintas autoimun bisa hidup normal dengan cara menjaga pola hidup sehat.

Founder Yayasan Tulus, Ganis Trisnanisasi menjelaskan, keberadaan Yayasan Tulus saat ini menjadi wadah Orang Dengan Autoimun (ODAI) berjumlah sekitar 1000 orang yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

“Saya sebagai founder dari yayasan Tulus yang mewadahi teman-teman autoimun berharap agar pemerintah sedikit memberikan perhatian kepada penyintas autoimun di Indonesia,” harapnya.

Diungkapkan, didaerah-daerah dokter pemerhati autoimun sangat minim sekali. Jadi banyak yang melakukan kesalahan diagnos, dalam hal ini autoimun.

“Jadi saya berharap pemerintah melakukan secara masif melaksanakan seminar maupun sertifikasi kepada dokter umum untuk menangani autoimun. Selain itu juga dapat membantu transfer knowledge dari dokter-dokter spesialisasi autoimun kepada dokter-dokter umum di pelosok daerah.

Satu narasumber, Functional Medicine Pratitioner dr Sarah Akbari menjelaskan, gaya hidup merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari dan akan menjadi kebiasaan yang baik bilamana dapat me-maintenance gaya hidup dengan baik dan ini akan menjadi obat yang baik untuk kesehatan.

“Menjaga pola hidup sehat itu penting. Obat yang baik itu adalah kebiasaan kita, sehingga kalau kita menjalankan itu akan menjadi mudah, tidak pakai mikir, seperti bagaimana kita memilih makanan yang baik dan bagaimana mengunyah makanan yang baik. Jadi bagaimana kita membangun hidup sehat itu tidak susah,” ucapnya di Prodia Tower, Sabtu (14/10/2023).

Diakuinya, kadangkala kebiasaan gaya hidup dalam mengkonsumsi makanan yang sudah dianggap enak dan nyaman padahal makanan tersebut mengandung sumber penurunan daya tahan tubuh atau hal lain yang menyebabkan sakit dimasyarakat kita sudah banyak sekali.

“Nah, pola-pola seperti itu yang kita rubah. Ubah mindset, agar kita bisa balik lagi ke makanan yang sehat untuk di konsumsi,” ujar dokter yang membantu penyembuhan dari segala aspek, yaitu tubuh, pikiran dan jiwa.

Ditempat yang sama, dr Sandra Sinthya, Dokter Spesial Penyakit Dalam mengungkapkan bahwa penyakit autoimun bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia.

“Namun dalam hal pengobatan, semuanya itu tergantung dari metode pengobatannya yang sudah terbukti secara ilmiah untuk mencapai kondisi stabil,” ujar dr Sandra yang juga Konsultan Rheumatologi ini kepada wartawan.

Namun pada prinsipnya setiap penyakit itu ada pengobatan, seperti dengan terapi obat merujuk pada pengobatan medikamentosa, yakni pengobatan dengan pemberian obat pada pasien.

“Seperti contoh penyakit radang sendi, ini yang membutuhkan rehabilitasi medik dan sebagai penunjang juga pengobatan melalui akupuntur. Tapi yang terpenting adalah setiap menemukan gejala penyakit jangan sampai terjadi keterlambatan diagnosis, sehingga penyakit akan lebih dan muncul tingkat kesulitan dalam penanganannya,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, drg Susi Ramadhani menambahkan, peran gigi dan mulut dalam kesehatan sangat penting bagi penderita ODAI maupun masyarakat umum.

“Mulut dan gigi menjadi pintu gerbang bagi makanan yang akan masuk dalam tubuh kita. Karenanya, kita harus memilih dan memilah makanan yang baik untuk dikonsumsi. Jadi bagaimana makanan bisa diolah/proses didalam mulut sebelum masuk kedalam organ tubuh kita lain untuk diserap. Apalagi penyintas autoimun, makanan itu trigger (pemicu) gigi dan area mulut yang sangat berperan dalam mengolah makanan yang dibantu enzim agar menjadi optimal masuk kedalam tubuh,” ulasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *