BANDUNG BARAT, SINARSURYANEWS.COM – Program Citarum Harum yang diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Ir H Joko Widodo melalui Perpres No. 15 Tahun 2018 yang memasuki tahun ke-6 digadang-gadang sukses dilaksanakan. Namun, pada kenyataannya masih ada pengusaha diduga kuat masih membuang limbah yang berwarna putih dan berbau terjun bebas ke aliran sungai.
Siapa yang tidak kenal Tahu Tauhid yang beroperasi di Lembang, salah satu makanan favorit di Bandung yang mem-branding diri steril. Namun, terpantau awak media diduga kuat membuang limbah berwarna putih dan bau menyengat ke sungai, Kamis (2/5/2024).
Para awak media lakukan konfirmasi terhadap pengelola Tahu Tauhid dan diterima dengan baik dan ramah.
Tono selaku pengelola Tahu Tauhid menyampaikan, dirinya selaku pengelola mendengar informasi dari bapak-bapak (wartawan) tentang adanya dugaan pelanggaran lingkungan berupa pembuangan limbah yang keluar dari pabriknya, tapi pihaknya menilai telah menjalankan semua SOP dan Satgas Citarum Harum, Dinas Lingkungan Hidup menilai limbah pabrik tahunya sudah baik dan sesuai baku mutu.
“Apabila ada keluhan warga maupun adanya temuan ketidaktaatan kami kepada aturan yang berlaku, sayapun tidak akan melanggar dan mari kita duduk bareng menyelesaikannya. Saya tidak akan alergi terhadap kritik. Terkait permintaan bapak-bapak untuk melihat IPAL, untuk saat ini kami tidak mengijinkan,” ujarnya.
Diakuinya (Tono-red*) bahwa saat ini IPALnya dalam proses perbaikan, karena pihaknya sudah 2 kali memiliki vendor IPAL, yang pertama gagal dan yang sekarang sedang on proses dengan sistem Pengolahan IPAL Biologi.
“Saat ini saya ada keperluan mendadak, saya tidak bisa panjang lebar, besok setelah sholat Jum’at saya undang bapak-bapak, Satgas Citarum Harum untuk dapat hadir membicarakan masalah ini,” janji Tono yang diketahui sebagai anggota Brimob aktif.
Selanjutnya, para awak media hadir sesuai waktu yang telah dijanjikan pengelola Tahu Tauhid, namun sangat disayangkan janjinya tidak ditepati dan tanpa ada kabar sama sekali, para awak mediapun hanya ditemui staf pabrik Tahu Tauhid yang bernama Agus dan Slamet pengelola IPAL yang didampingi Bhabinkamtibmas Polsek Lembang, Gunawan, Jum’at (3/5/2024).
Agus selaku staf Tahu Tauhid mengakui, perusahaan beroperasi disini sejak tahun 2022, diakui pembuangan limbah perusahaan ini pernah di tutup oleh Satgas Citarum Harum karena tidak memiliki IPAL.
“Setelah adanya sanksi penutupan saluran pembuangan limbah pabrik kami, kamipun menempuh upaya fasilitas IPAL, namun gagal dan sekarang merupakan vendor kedua (2) sejak sebelum Idul Fitri tahun ini,” ungkapnya.
Sementara, Slamet mengatakan, “saya memang yang pegang ipalnya, namun saat itu saya pulang kampung tengok orang tua, jadi gak kekontrol dan jadi temuan, memang saya akui ipal dari tahu tauhid ini belum maksimal dalam penggunaannya.
“Saya akan berusaha semaksimal mungkin, agar limpah dari tahu tauhid bisa berfungsi dengan baik, karena sudah lengkap ada 4 bak yang diskat untuk pengelolaan limbahnya, meski tahu tauhid endapan limbahnya tidak ke bawah tapi ke atas, “ucap slamet. (Red)