Bekasi, Sinar Surya – Dalam mengisi malam-malam Ramadhan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi mengadakan Tarawih Keliling (Tarling) ke sejumlah masjid yang berafiliasi dengan NU, baik secara kultur maupun struktur di Kota Bekasi.
Hal itu dimaksudkan untuk memperkuat jalinan ukhuwah dan silaturrahim antar umat Islam, terutama Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah.
“Tarling tahun ini sudah yang Ke-10. Para penceramah yang disediakan PCNU Kota Bekasi, tentu yang berkompeten dan punya misi untuk mempersatukan umat, bukan justru memecah belah,” kata Ketua Pelaksana Tarling, Nurul Akmal, kepada wartawan di Kantor PCNU Bekasi, Rabu (16/5).
Di tengah teror bom yang sedang mengemuka, ia melanjutkan, NU wajib hukumnya untuk menjadi penyejuk. Kemudian memberikan pemahaman tentang Islam Indonesia yang ramah. Sebab, Akmal menyebut, Islam di Bumi Pertiwi ini senantiasa berdakwah dengan cara merangkul, bukan memukul.
“Ceramahnya harus menyejukkan, Penceramah yang nanti akan mengisi malam Ramadhan tentu bukan ustadz sembarangan. Melainkan ulama atau kiai yang ilmunya luas dan mumpuni ketika bicara tentang Islam di tengah masyarakat yang plural,” tandasnya.
Selain teror bom, Pembina PC IPNU Kota Bekasi itu juga mengatakan bahwa NU harus bisa menjadi angin segar bagi masyarakat di tengah suasana penyebaran isu sektarian yang kerap muncul. Terlebih, dalam suasana tahun politik.
“Belum lama, kami mendengar ada seorang yang didaulat sebagai ulama, tetapi isi ceramahnya sangat provokatif. Menyerang lawan politik dengan kalimat atau ucapan yang sangat tidak etis,” terang Wakil Sekretaris PCNU Kota Bekasi ini.
Karena itu, imbuh Akmal, NU harus menjadi jawaban dari itu semua. Bahwa menjadi seorang Muslim yang baik haruslah dengan menjaga lisan dan tangannya dari segala macam kejahatan kepada saudara sesama muslim dan saudara kemanusiaan. (Aru Elgete/Muiz)