Kab. Indramayu SinarSurya News.Com,- Sebanyak 48 orang petani tambak yang ada di Desa Balongan blok Kesambi Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu, dimana posisinya termasuk dikawasan RING I kilang minyak Balongan, kini warga nyaris telah habis kesabaran menunggu ganti rugi atas tanaman ikan mereka yang mati akibat dua ledakan raksasa pada bulan Maret tahun lalu. Mandegnya ganti rugi ini, disinyalir setelah permasalahannya ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup PEMKAB Indramayu, Sebelumnya 5 orang telah mendapat ganti rugi langsung dari PERTAMINA yang dipasilitasi HUMAS Pertamina saat itu.
Menurut sejumlah besar petambak mengatakan pada SinarSuryaNews.Com yang secara sporadis door to door pada mereka 2 hari ini, pada saat kejadian yang dimana sebuah tanki terbakar dan meledak pada Senin (29/3/2021) sekitar pukul 00.45 WIB. jilatan api sangat terlihat jelas hingga jarak 5 Km, hal itu berlangsung sampai pukul 05.00 WIB api masih berusaha dipadamkan dan ada 4 orang warga yang mengalami lukabakar serius serta 3 orang meninggal yang ditemukan diparit sawah, kesemuanya adalah pengguna jalan dan tidak ada satupun korban dari awak PERTAMINA.
Ledakan yang sedemikian besar tersebut jangankan binatang sejenis ikan, manusiapun banyak yang stress dan beberapa diantaranya meninggal terutama yang saat ledakan sedang sakit.
Akan tetapi dasar pertimbangan itu tidak dipakai oleh pihak Dinas Lingkungan hidup yang diserahkan oleh PERTAMINA untuk mengkaji hal ganti rugi terhadap petani tambak “kami menduga pak Aep Kepala Dinas LH telah masuk angin. Kalau tidak, apa sulitnya untuk menyelesaikan ganti rugi warga sekitar yang terkena dampak dan segera membuat resume kepada PERTAMINA sehingga masyarakat dapat terbantu, itukan uang PERTAMINA bukan uang embah buyut orang PEMDA” tutur sejumlah petambak itu dengan nada geram.
Andi salah seorang tokoh masyarakat petambak bandeng dan udang yang ditemui Sinar Surya membenarkan hal itu ketika ditanyakan, dia juga mengatakan bahwa mereka dalam waktu dekat akan datang untuk mempertanyakan hal itu baik kepada pihak DLH, PEMKAB, DPRD untuk dapat memohon perlindungan dan bantuan sebab selama ini ia berusaha keras menahan masyarakat untuk tidak melakukan DEMO ke PERTAMINA “setau saya masalahnya bukan di PERTAMINA melainkan terganjal di Dinas Lingkungan Hidup, Padahal saya kenal baik dengan pak Aep kadis LH (Kini Kadis KimRum merangkap juga PLT Kadis LH ..Red) sebab sejak muda pak Aep bisnis limbah B3 dengan saya di PERTAMINA bahkan sempat berurusan dengan POLDA saat jual limbah di Padalarang yang memang tanpa prosedur yang benar “. Tuturnya.
Mengenai berapa kerugian atas peristiwa itu, Andi mengakui dirinya tidak seberapa tahu, sebab tanaman udangnya saat itu ada sekitar 50.000 ekor ditambah bandeng dan untuk ganti rugi rumah yang retak retak, ia telah terima langsung dari PERTAMINA meski sebenarnya masih banyak warga desanya yang belum mendapat ganti – rugi kerusakan rumah dan itu masih di rapatkan di Desanya.
Ir .H.Aep.S PLT Kadis Lingkungan hidup Indramayu 3 hari laku coba ditemui baik di LH maupun di Kantor Dinas Pemukiman dan Perumahan PEMKAB Indramayu selalu tidak berada ditempat baik pagi siang maupun jelang bubaran kantor. Melalui selulernya ia mengatakan bahwa masalah petambak itu masih dalam kajian “silahkan tanya ke pak ASDA II” tutur Aep Kamis kemaren.
H.Maman Kostaman SH.Asisten Sekwilda II yang disebut Aep juga sama dihubungi lewat seluler tidak merespons, sementara dia jarang ngantor sebab kebanyakan mengakses kan diri di PUPR kalau tidak di PERUMDAM TIRTA DHARMA AYU ( PDAM..Lama red). Maman memang telah lama diketahui mengakses kan diri di kedua instansi tersebut, ada apa dengannya…?. masih Belum diketahui motifnya, hal itu dalam penelusuran Sinar Surya, dan telah menitipkan nota tertulis yang diterima stafnya dikantornya yang sepi meski jam kerja.
SuhermanBdg.