Kab Sumedang, SinarSuryanews.com,- Warga Mekar Galih sangat mengeluhkan asap batubara yang dihasilkan dari pembakaran produksi CV. Perintis Putra Bangsa (Mega Loundry) yang berlokasi di Jl Kolonel Achmad Syam No 300 Desa Sayang Kecamatan Jatinangor. Pabrik ini bergerak sebagai jasa pencucian (loundry) pakaian garment, salah satunya Metro Garment sebagai pelanggan pencucian hasil produksinya, Senin (24/05).
Menurut warga yang ada disekitar pabrik mengatakan, “asap batu bara pabrik mega loundry sangat menganggu sekali, bikin jemuran baju bercak hitam dan kadang uap dari asap batubaranya yang baunya kemana – mana bila terhirup nafas dan agak bikin sesak, bukan itu saja kadang pakain yang di jemur kena asapnya bila di pakai gatal di badan “ungkapnya.
Warga juga sangat mengeluhkan terkait dengan janji yang tidak kunjung di realisasikan, memang air bersih di suplai ke warga dan untuk bantuan yang lain seperti CSR buat warga yang terkena dampak dari polusi udara salah satunya tidak pernah didapat, Penerangan saja sekarang sudah padam tidak menyala lagi, warga juga tidak ada yang di serap jadi karyawan disana”paparnya.
Saat di konfirmasi langsung, Yoyo selaku Manager Cv. Perintis Putra Bangsa mengatakan “bahwa kita pelaku industri pasti peduli lingkungan, satgas juga rutin melakukan pengecekan dan pengontrolan pabrik sebulan sekali, dan kita intens komunikasi dengan satgas citarum sub 15 sektor 21. “Masalah pengelolaan limbah kita pakai sistem kimia menggunakan chemical, hasilnya buang memang sedikit bau, tapi kami sudah jalankan sesuai dengan aturan dan kami juga tidak punya saluran siluman, Limbah B3 batubara botom ash dan flyash diangkut persemester sebanyak 10 ton oleh TLI, dan itu rutin. Masalah tempat tampung batu bara kita sudah dapat arahan dinas, sementara ini kita belum lakukan perbaikan.
“Lumpur Sludge kita tangani masih secara manual tanpa menggunakan alat belt press, harus di angkut pakai sekop untuk di tiriskan, setelah itu baru ditampung ke bak untuk di keringkan dalam waktu beberapa bulan, agar bisa di masukan karung, saat ini masih kita lakukan secara manual “ucapnya.
saat yoyo ditanya juga tentang penumpukan batubara pabrik yang tidak tertata dengan baik dan bila musim penghujan turun dan tergenang air membuat bercak hitam dan akan terbawa mengalir ke sungai melalui selokan pabrik, kami juga sudah di ingatkan DLH kab. Sumedang, memang tidak pernah diberikan sangsi tertulis hanya lisan saja.
Sementara itu Dansubsektor 15 Citarum Harum Serka Eri CH menyampaikan, ” Kami akan terus monitoring dan kroscek dilapangan, apabila memang sudah terbukti kami akan lakukan tindakan, Terkait apa yang menjadi keluhan warga yang diantaranya CSR serta Kontribusi air bersih, semoga ada penyelesaian yang baik antara kedua belah pihak, Kami ucapkan banyak terima kasih kepada rekan rekan media yang telah memberikan informasi, dan kerjasama seperti ini lah yang diharapkan, agar tidak terjadi Miss komunikasi serta saling tuding dilapangan “, ungkapnya
Sementara itu Asep NS, Pimred Media Online Penajournalis.com mengatakan, “Hal tentang limbah asap yang mengganggu warga masyarakat desa Mekargalih, dari semenjak saya masih menjadi wartawan di salah satu media ternama, pernah saya soroti dan saya publikasi hingga pernah terjadi Sidak dari LH dan juga aparat yang berwenang dibidangnya, Bahkan Kades Mekargalih sempat melayangkan statement pada saat Sidak ke Mega Laundry yang dilakukan kira-kira tahun 2018, yang pada saat itu juga diundang hadir, yang mana sempat terlontar pernyataan dari salah satu perwakilan CV Mega Laundry, yang menyebutkan bahwa asap yang dikeluhkan warga adalah asap hasil pembakaran sampah TPS desa Mekargalih dan bukan dari CV Mega Laundry ”
Tidak hanya dirugikan dengan harus terus menghisap asap sisa pembakaran batubara dari CV Perintis Putera Bangsa (Mega Laundry), warga pun hanya menelan ludah terkait janji-janji dan statement CSR serta bantuan air bersih dari Pabrik tersebut.
dia juga mengatakan diduga kuat Satgas Citarum harum dan DLH Kab. Sumedang tidak serius menangani dan menindak pabrik nakal, terbukti seperti hari ini (24/05) di pabrik Cv. Perintis masih ditemukan Batu bara yang berserakan dihalaman pabrik.(WN)