Sindangkerta, Sinarsuryanews.com – Maraknya praktik pungutan liar (pungli) di kawasan wisata Pantai Sindangkerta, Kabupaten Tasikmalaya, menimbulkan keresahan bagi wisatawan dan pelaku usaha di sekitar lokasi. Namun sayangnya, hingga saat ini Dinas Pariwisata setempat belum menunjukkan sikap tanggap terhadap keluhan masyarakat dan laporan dari awak media.
Kejadian ini terungkap saat sejumlah awak media mencoba meminta klarifikasi langsung ke kantor Dinas Pariwisata. Namun, menurut pengakuan seorang petugas keamanan (security) yang bertugas di lokasi, kepala dinas (kadis) sedang tidak berada di tempat. Ketiadaan kepala dinas ini menambah kekecewaan, mengingat urgensi masalah yang sedang berkembang di lapangan.
Awak media kemudian mencoba mendapatkan penjelasan dari Sekretaris Dinas Pariwisata, Dodi, yang menyampaikan permintaan maaf karena pihaknya tidak dapat menanggapi secara langsung persoalan pungli tersebut. Ia beralasan bahwa saat ini instansi mereka sedang mengalami efisiensi anggaran sehingga tidak ada alokasi khusus untuk menangani persoalan seperti ini secara cepat.
“Maaf, saat ini Dinas sedang melakukan efisiensi anggaran, jadi belum ada dana atau kegiatan untuk menindaklanjuti secara langsung kasus di lapangan,” ujar Dodi kepada awak media, Kamis (10/4/2025).
Pernyataan ini justru memicu pertanyaan balik dari kalangan jurnalis. Mereka menegaskan bahwa tidak sedang meminta dana atau bantuan, melainkan hanya menginginkan tanggapan resmi dari dinas terkait sebagai bentuk tanggung jawab atas pengelolaan kawasan wisata yang berada di bawah pengawasan mereka.
“Kami tidak minta uang, kami hanya ingin tahu apa tanggapan dinas soal banyaknya pungli yang terjadi di Pantai Sindangkerta. Ini menyangkut kenyamanan dan keselamatan wisatawan, serta citra pariwisata daerah,” ucap salah satu wartawan yang hadir.
Sejumlah wisatawan sebelumnya mengaku kerap dimintai sejumlah uang oleh oknum tak bertanggung jawab saat masuk atau berada di sekitar area pantai. Tak sedikit dari mereka yang merasa dirugikan dan memilih untuk tidak kembali berkunjung karena merasa tidak aman dan tidak nyaman.
Aktivitas pungli tersebut dinilai dapat merusak potensi wisata yang dimiliki Pantai Sindangkerta, yang selama ini dikenal memiliki keindahan alam dan keunikan biota lautnya. Namun jika dibiarkan tanpa pengawasan dan penindakan, dikhawatirkan akan menurunkan jumlah kunjungan wisatawan serta merusak citra destinasi itu sendiri.
Masyarakat berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata, bisa segera turun tangan dan mengambil langkah konkret untuk menertibkan praktik-praktik liar yang merugikan. Kolaborasi dengan pihak keamanan, tokoh masyarakat, dan pelaku usaha wisata sangat dibutuhkan demi menciptakan lingkungan wisata yang aman, nyaman, dan bebas pungli. (Komala)