Indramayu, Sinarsuryanews.com – Janji manis pejabat Indramayu terkait sengketa lahan antara warga terdampak pembangunan PT Tesco Indomaritim dengan perusahaan, kini terkesan seperti isapan jempol belaka. Warga menilai bahwa pernyataan dari Suratno, Kabid Pengawasan DPMPTSP Kab Indramayu, dan A Bagus Trisnandi, Camat Sukra, yang notabene di gaji dari pajak masyarakat, tak kunjung terealisasi.
Suratno, dalam pertemuan dengan awak media pada 23 September 2024, menyatakan akan melakukan penutupan atau penyegelan aktivitas PT Tesco Indomaritim pada tanggal 27 September 2024. Ia juga berjanji akan memanggil kedua belah pihak untuk menyelesaikan sengketa lahan, termasuk mempertemukan direktur PT Tesco Indomaritim, Jamin Basuki, dengan pemilik lahan.
Namun, hingga saat ini, janji tersebut belum terealisasi. Pasca Penutupan dan penyegelan PT Tesco Indomaritim yang mana menjanjikan akan melakukan sidak setelah mendapatkan informasi dari pemilik lahan dan awak media serta viral dalam pemberitaan yang mana PT Tesco Indomaritim masih melakukan aktivitas nya pasca penyegelan yang dilakukan oleh DPMPTSP dan Satpol PP Kabupaten Indramayu, dan akan bertindak tegas apabila saat disidak masih melakukan aktivitas pun tak kunjung terjadi. Warga yang lahannya terisolir dampak pembangunan PT Tesco Indomaritim, serta saluran irigasi yang ditutup oleh perusahaan tanpa izin, masih merasakan dampak negatif dari pembangunan tersebut.
Apakah penutupan dan penyegelan PT Tesco Indomaritim terkesan formalitas dan ABS (Asal Bapak Senang)?
Esmega pun selaku Kabid Gakda SatPol PP kabupaten Indramayu terkesan seperti ” Macan Ompong “, meski viral ucapan salahsatu pekerja PT Tesco Indomaritim yang menyebutkan bahwa Satpol PP Kabupaten Indramayu ” Yang Mengadu Domba “.
Camat Sukra, A Bagus Trisnandi, juga sebelumnya menyatakan akan menyelesaikan permasalahan ini dengan cara mempertemukan pemilik lahan dengan direktur PT Tesco Indomaritim pada 16 dan 17 Juli 2024. Namun, hingga saat ini, pertemuan tersebut belum terlaksana.
“Kami merasa dibohongi oleh para pejabat. Pernyataan mereka hanya untuk pencitraan saja, tapi masalah kami tak kunjung diselesaikan,” ujar salah seorang pemilik lahan yang terisolir.
Warga mempertanyakan komitmen para pejabat dalam menyelesaikan permasalahan ini. Mereka menilai bahwa para pejabat seakan tak menggubris permasalahan yang dihadapi oleh warga. Apalagi, baik Suratno maupun A Bagus Trisnandi telah mengetahui kondisi lahan yang terisolir dan saluran irigasi yang ditutup oleh PT Tesco Indomaritim.
“Tidakkah mereka berpikir bahwa gaji dan fasilitas mereka adalah hasil dari pajak masyarakat yang di dapatkan dari keringat masyarakat?” tanya seorang warga dengan nada kecewa.
Kekecewaan warga ini semakin menguat mengingat permasalahan ini telah berlangsung lama dan belum ada solusi yang konkret. Warga berharap agar para pejabat dapat segera bertindak dan menyelesaikan permasalahan ini dengan adil dan transparan.
[Ikhwanto SH/Roziki]