Indramayu, SinarSuryaNews.Com – Belum tuntas Akhir “perseteruan” Bupati Indramayu Nina Agustina dengan wakilnya Lucky Hakim yang dikemas jadi pencitraan kedua belah pihak saat Lucky mengundurkan diri dari jabatannya, Muncul masalah baru yang berakibat Bupati Nina Agustina.SH.,MH disebut anti demokrasi, dan sikap anti kritik Bupati Nina, dituding menghambat Pembangunan Indramayu.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPD Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Barat, Carkaya. Ia menjelaskan sikap ini justru menghambat pembangunan daerah. “Pembangunan daerah menjadi terhambat ketika pemimpinnya alergi terhadap kritik. Bupati Nina harus melepaskan diri dari hal-hal tersebut,” tuturnya.
Carkaya menjelaskan di alam demokrasi yang terbuka, semua orang boleh berpendapat apapun. Namun pendapat itu, tentu harus faktual dan sejalan dengan regulasi.
Ia mengibaratkan kalau kritik merupakan obat. Obat tentu saja pahit, namun ketika diminum menyebabkan seseorang sembuh dari penyakitnya. Jadi, ia meminta kepada pemimpin siapapun, termasuk Bupati Indramayu agar jangan alergi terhadap kritik.
Ia mencontohkan kritiknya yang sering ditulis di media sosial. Kerapkali kritik itu memang membuat kuping panas. Namun layaknya obat, katanya, sejatinya kritik tersebut membangun.
“Ya, agar para pemimpin sadar kalau tugasnya adalah mensejahterakan rakyat. Jangan sampai terlena dengan tumpukan penghargaan, namun jalan berlubang, pupuk bersubsidi tidak jelas, persawahan yang tak bisa dipakai produksi makin meluas akibat tata kelola pengairan tak diperhatikan
Lihat di Kecamatan Kandanghaur, hampir 700 ha sawah Empang tak bisa dikelola, Bukan karena alam, tapi bawahan Bupati yang tak bisa bekerja dan seterusnya,” ungkapnya.
Saat ditanyakan apa buktinya Bupati Nina alergi terhadap kritik? Ia hanya menyodorkan beberapa panggilan dari Polres Indramayu terkait pelaporan terhadap dirinya.
Yang pertama sebuah surat tertanggal 9 Januari 2023. Dimana pokok surat tersebut, ia dimintai keterangan atas laporan seorang karyawan Yayasan Universitas Wiralodra. Pada surat tersebut dijelaskan ada dugaan pencemaran nama baik yang berpotensi melanggar UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.
“Perkara itu tidak diteruskan karena harus dilaporkan sendiri oleh yang bersangkutan,” kata Carkaya.
Akhirnya Carkaya menyodorkan surat yang kedua. Surat kali ini bertiti mangsa 27 Januari 2023. Pokok perkaranya sama, yakni dugaan pencemaran nama baik dan berpotensi melanggar UU 19 Tahun 2016
“Kali ini pelapornya langsung tertulis Nina Agustina,” terangnya.
Terhadap pelaporan tersebut, dirinya tidak gentar sama sekali. Ia akan menghadapinya sesuai koridor hukum yang berlaku. Menurut Carkaya, yang perlu menjadi catatan adalah dengan turun tangannya Bupati Indramayu secara langsung mengurusi hal-hal yang remeh temeh seperti ini menjadi bukti bahwa prioritas Bupati hanya soal receh.
Kesejahteraan rakyat yang selama ini menjadi tujuan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, jelas Carkaya, masih jauh dari harapan.”Saya yang ikut menyusun visi dan misi itu. Makanya saya paling lantang mengkritik,” pungkasnya.
Seperti sering dilansir media ini dan banyak media lainnya, bahwa sebulan belakangan ini suhu politik di Indramayu memanas atas mundurnya Lucky Hakim dari jabatan Wakil Bupati Indramayu.Meskipun dikemas dengan sejumlah kebohongan dari kedua belah pihak, khusus bagi warga Indramayu bahkan makin membuat citra Bupati Nina merosot sebab publik tau sejak pelantikan pasangan ini, sudah tidak harmonis dan ini dipertontonkan oleh Bupatinya sendiri dimana sejak 2021 Akhir, apapun kegiatannya spanduk baliho dan sejenisnya yang tak pernah henti sebulan pun menghiasi kantor kantor dan titik pandang umum ,tak pernah ada gambar bupati dan wakilnya berdampingan. Jangankan untuk berdampingan, satupun dinas instansi bahkan masyarakat baik LSM dan ORMAS maupun kegiatan keagamaan gambar Lucky Hakim tak pernah ada. Yang ada hanya gambar Bupati berdampingan dengan siapapun yang membuat baliho dan sejenisnya “bale desa mana yg berani masang foto saya diruangannya.itu tak akan ada”.demikian kilah Lucky Hakim disejumlah wawancara live yang kesemuanya viral saat ini.
Kondisi ini bukan opini siapapun, sebab masalah “sengkarut” ( meminjam istilah bung Tarigan Demokratis..red) mereka berdua bahkan masuk ke bahasan Interpelasi Dewan terhadap Pasangan Nina Agustina Lucky Hakim 2022 lalu. Interpelasi “banci ” inilah menurut penelaahan Sinar Surya, yang berpotensi besar alasan terjadinya mundurnya Lucky Hakim sang artis yang jadi kutu loncat masuk dunia politik. Mundurnya Lucky Hakim sebenarnya dirasakan oleh penelaah, tak ubahnya TAMPARAN Lucky terhadap wajah DPRD Indramayu, Gubernur Jabar, Bupati Indramayu dan bahkan terhadap Kemendagri, nanti apabila pengunduran diri Lucky Hakim mulus dikabulkan.
Sementara, kalangan masyarakat Indramayu dari menengah keatas, sangat menyayangkan terjadinya pembusukan kepada Bupati Indramayu ,dengan cara pemasangan karangan bunga yang tidak pantas disebutkan disini, akan tetapi masyarakat menuding bahwa itu dari kubu Bupatinya “para penjilat itu, ketika berbuat taknmemikirkan dampak buruknya penilaian dari publik akan sampai kesiapa” tutur seorang alumni perguruan tinggi setempat yang mengaku prihatin Bupatinya dikeliling kelompok “semir sepatu”. (HermanBdg)