Indramayu, SinarSuryaNews.Com – Buntut penetapan tersangka didasari desakan medsos, ahirnya semua perkara lama yakni gugatan Pra Peradilan. Pengaduan ke Divisi Propam tentang penghinaan, fitnah dan pencemaran nama baik diproses kembali. Tak terkecuali Uya Kuya akan diminta mempertanggungjawabkan broadcast oleh pihak keluarga yang merasa di cemarkan nama baiknya. Diprediksi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi gugatan balik dari dan ke Pendamping Hukum (PH). Atas ketidak senonohan bahasa dalam penggiringan opini publiknya.
Menurut penjelasan pihak terlapor, pelapor (HF) bertemu dengan keluarga Cakra di tempat praktek Teraphy Listrik Cakra Caruban diperumahan Cikampek Indah tahun 2012 dengan membawa seorang anak masih bayi yaitu bunga ( bukan Nama sebenarnya ) umur 8 bulan.
Di awali HF datang untuk berkonsultasi tentang keluhan yang di alaminya ke tempat terapy Cakra Caruban ( yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari rumah tinggal HF di Perum Cikampek Indah ). Di tempat teraphy HF bertemu dengan (SA) sebagai Theraphis khusus yang berkaitan dengan masalah kejiwaan.
HF mengaku ia seorang istri “SIRIH” dari seorang terkemuka dan punya posisi di sebuah PARPOL besar di Kabupaten Purwakarta, namun sedang bermasalah sehingga HF untuk mempertahankan hidup bersama anaknya, berjualan KOLAK.
Setelah HF beberapa kali bertemu di tempat teraphy dan bercerita tentang kondisi dirinya bersama anaknya, sebagai seorang teraphys SA spontan memberi masukan berupa nasehat dasar. Karena HF sering berkunjung, lama kelamaan timbul rasa iba SA yang memang baik majlis dzikir maupun Teraphy yang digelutinya bersumber dari missi kemanusiaan, sehingga kemudian timbul keinginannya untuk membantu HF baik urusan kesehatan mental hingga urusan kebutuhan sehari harinya. Sebab demikian kebiasaan SA saat membimbing pasiennya yang rata rata mengambil orang orang terpuruk dan atau kesulitan dalam hidup.
Setelah berjalan lebih setengah tahun , HF mulai stabil dan akhirnya SA memutuskan untuk mengantar HF kepada suami sirihnya, agar mereka bisa memperbaiki kerukunan rumah tangganya. Namun sang suami malah menyatakan talak untuk HF.
Kondisi ini sudah dipastikan sangat memukul jiwa HF yang baru beranjak stabil, oleh karenanya SA akhirnya mendadak menyanggupi menikah sirih dengan HF. Dan ijab qobulnya bertempat di Masjid Cipta Rasa Cirebon yang berdekatan dengan rumah orang tuanya. Pada saat ijab Qobul di pernikahan Sirih dihadiri oleh Bapak dan kakeknya HF dengan saksi Asep dan Sanupi serta jamaah Masjid Cipta Rasa. Atas permintaan HF kepada SA berserta BUNGA akhirnya meminta tinggal di rumah Kontrakan.
Sejak awal menikah HF memang sudah memiliki kebiasaan yang kurang baik dengan segala keterbatasannya, baik sebagai seorang istri maupun sebagai seorang ibu. Setiap harinya HF tidak mencerminkan seperti ibu rumah tangga yang semestinya. HF jarang sekali mengurus rumah, jarang memasak, jarang mengurus anak dan suami. Sehingga SA lah yang sering mengerjakan pekerjaan rumah dan memberi contoh bagaimana cara mengurus rumah tangga yang benar dengan harapan agar dapat berubah menjadi lebih baik. Namun HF tidak merubah kebiasaan malas nya, bahkan untuk memandikan anaknya saja tidak mau, semua masih dilakuan oleh SA, untuk makan saja, SA selalu mengkonsumsi masakan warung makan, Akhirnya SA meminta keluarga Cakra Caruban yang dipimpinnya untuk membantu mengurusi Bunga anaknya yang waktu itu masih kurang dari 1 tahun usianya.
Banyak kejadian dalam rumah tangga nya, dari tahun ke tahun SA banyak menerima kekecewaan dari perlakuan HF disetiap masalah yang di buat. Jika HF sudah marah sering perbuatannya tidak terkontrol, prilakunya kasar kepada SA dan Bunga . Pernah HF teriak teriak histeris bahkan melempar kepala SA menggunakan HP. Bukan Itu saja, pernah pakaian SA dilempar keluar rumah. HF pun pernah ketika memakai motor mogok langsung di tinggal begitu saja di jalan, yang paling memalukan pernah ketika marah marah histeris di jalan HF membuka pakaiannya sendiri.
HF kepada anaknya sendiri pernah saat marah kepala Bunga dilumuri buah semangka, dan hanya SA lah yang melindungi Bunga atau Bahrul Ulum dari setiap kejadian SA selalu mengalah, sabar menerima perbuatan yang menyakitkan dari HF dan selalu di cari sisi baiknya juga selalu menganggap bahwa semua adalah tantangan dirinya sebagai teraphys kejiwaan, yang harus bisa menyembuhkan pasiennya yang nota Bene kini jadi istrinya.
Selain itu ketika ada perselisihan rumah tangga HF selalu marah dan memposting di media sosial, lalu pergi ke luar rumah. Pernah ke Kubah Mas Depok selama beberapa bulan meninggalkan rumah dan Bunga di titipkan ke keluarga ayahnya di Purwakarta. Setelah beberapa bulan SA berusaha menerima kenyataan dan berusaha memperbaiki keadaan rumah tangga Bunga dijemput lalu di urus SA dan di bawa ke Depok sampai akhirnya HF mau kembali pulang kumpul bersama di Cikampek, Namun ketika ada masalah marah marah lalu pergi keluar rumah termasuk ke Cirebon, Karena ada usaha teraphy disana.
Setelah ekonomi keluarga membaik, rumah tinggal di Perum Pondok Melati Cirebon di renovasi lalu SA dan HF serta Bunga tinggal di kontrakan sesuai permintaan HF Sebab renovasi memakan waktu hampir 1 tahun.
Ternyata HF semakin kurang bersyukur dan tidak berterima kasih kepada SA yang sudah menerima dengan segala kekurangannya, tapi malah HF selalu sengaja mencari kesalahan SA disetiap kesempatan. Urusan sekolah anak pun tidak diperhatikan, anak sekolah pagi hari, HF malah terbiasa bangun tidur siang. Jarang sekali mau mengurus anak ke sekolah, antar jemput anak sekolah, malah sering dibiarkan anak tidak kesekolah. Sampai anak pindah sekolah SD beberapa kali, yang mengakibatkan anak tertinggal/telat setahun. HF Pun bersikap cuek dan biasa saja bahkan tidak merasa bersalah karena tugas sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu tidak di lakukan.
Sejak hamil anak pertama dari SA yang diberi nama Asma, HF beralasan tidak betah di rumah, sementara kemauannya wajib dituruti yaitu tinggal di rumah rumah Kost, pindah beberapa kali dari Hotel ke Hotel diwilayah Purwakarta.
Tidak peduli keadaan SA ada uang atau tidak. Pola hidup dan selera jadi berubah, anaknya Bunga tidak terurus sekolahnya. Kemudian Pindah Ke Hotel di Cirebon beberapa kali. Pindah ke rumah Kost mewah sampai pindah Kost yang sedang saja sampai lahiran anak kedua Asma masih ngekos, sekarangpun masih bertahan tinggal di Kost yang di anggap sebagai TKP. Ini bukti nyata bahwa kebohongan dari ucapannya tentang Bunga anak trauma berat psikisnya, tapi aneh HF malah biasa saja betah di tempat Kost tersebut . Bukan itu saja tanpa sepengetahuan HF dibulan Januari itu anaknya Bunga yang diakui sebagai korban percabulan yang mengakibatkan depresi berat , ternyata tetap ceria Upload bermain Tik tok.
.”Sengaja anak disembunyikan dan tidak diperbolehkan bertemu dengan SA dan orang orang lain seperti saya yang selama ini dekat dan ikut mengurusnya” tulis Bahrul Ulum melalui WashApp yang dikirim via Deddy Bulak kepada media ini kemaren.
Disebutkannya pula bahwa adanya kasus ini jadi masalah baru. Dimana untuk mengirim uang dan kebutuhan lain anak anaknya SA meminta Asep Shodikin dan Didin untuk Mengantarkan titipan ke Rumah orang tuanya, akan tetapi oleh HF malah Di Fitnah bahwa Asep Shodikin dan Didin menyogok keluarga HF yang di foto dan langsung upload media bahwa suruhan SA datang ke rumah untuk menyogok. Kemudian disuruh datang lagi ke kosan namun sesampainya di kosan di Tolak, tapi Amplop uangnya diterima dengan cara disuruh meletakkan di bawah pintu. Pernah Asep shodiqin dilarang mengirim uang untuk kebutuhan anak anak ke kosannya, akhirnya di titip ke orang tuanya walupun orang tuanya yang di titipkan merasa kebingungan dengan keadaan HF yang labil.
Mengingat perlunya biaya hidup untuk Asma anak SA “pengiriman biaya hidup masih dikirim via transfer, ada buktinya. Jadi Uya Kuya itu dibohongi habis habisan “Tutur Asep pemegang Teraphy di Sumber Cirebon saat ditemui dirumah teraphynya (Senin 15 April 2024).
Dikatakan Asep, Pernah HF tidak di kirim beberapa minggu, HF marah marah dan sampai ada kontak Pinjaman Online di arahkan ke nomor SA. Sama saja SA di Siksa lahir bathin oleh HF tapi Suplai kebutuhan hari harinya tidak boleh telat. Ini seperti halnya ciri ciri orang yang menderita penyakit NPD yang Tega habisi pasangannya tanpa perasaan, menelantarkan anak, tidak merasa bersalah atas kekejamannya, Memutar balikkan Fakta, ingin menang sendiri dan lain lain. Banyak pihak yang di Prank, Pengacara, KPAI, Pihak Kepolisian pun Gerah karena ulah HF yang sengaja menyampaikan di Media bahwa HF diminta Kepolisian untuk Menjebak SA membuat Pengakuan “ini jadi salah satu bahan bukti kami baik dilaporan kepada Kadiv Propam, maupun di Pra Peradilan,” tutur Deddy Bulak menimpalinya.
Dikatakannya pula bahwa disayangkan Kepolisian membiarkan HF di media memviralkan Surat Resmi Kepolisian seperti Tanda Penerimaan, SP2HP yang terbaru di Posting Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka juga ada pernyataan HF menyatakan SA berstatus DPO. Padahal sesuai hak SA sudah menyampaikan secara tertulis dan dengan tangan sendiri Surat Permohonan Penangguhan Pemeriksaan dengan dasar dasar dan permohonan yang jelas agar Penetapan Tersangka memenuhi unsur unsur dan tidak melanggar KUHAP “Sayang Surat Permohonan tertulis tangan itu, tidak diberi tanda terima dari petugas yang menerimanya.Tapi atas transaksi penyerahan ini ada bukti lain meski bukan berupa tanda terima yang lazim ” tutur Bahrul Ulum yang seharusnya jadi saksi dari pihak terlapor sebab ia bisa dikatakan tangan kanan SA dalam hal teraphy ILLAHIAH (teraphy untuk penyakit kejiwaan) sementara teraphy penyakit jasmani dinamain Teraphy Laduniah.
Selain Bahrul Ulum yang turut menjaga dan mengurus Bunga anak HF sejak usia 8 bulan perkiraan 2013, Pada akhir tahun 2018 Firman bergabung di majelis dzikir ismun azhom sebagai pasien narkoba parah, sebab sering muntah darah dan Firman pun ditangani langsung oleh SA yang akrab dipanggil Abi. 7 bulan kemudian Firman pun merasakan perubahan setelah mengikuti pengobatan Abi dan ia pun memutuskan untuk menetap di majelis dan resign dari pekerjaan, ia mengaku keseharian di majelis yaitu mengurus segala kepentingan terkait makan minum dan kebersihan. awalnya, saya keberatan sebab hampir semua yang dulunya jadi tanggung jawab bang Ulum jadi saya yang kerjakan. Saya sempat nantang duel bang Ulum sebab didunia preman Cikampek saya juga diperhitungkan. Akan tetapi Abi malah memberi wejangan bahwa saya tak akan lulus dihadapan Alloh saat tidak bisa memerangi nafsu. Saya baru tahu Alloh yang Abi sebut itu memang sangat luar biasa sehingga saya bertekad mengikuti Abi sampai kapanpun.
” Makanya saat Umi HF dan Bunga ke majelis saya urus sebaik mungkin, umur Bunga 6 tahun saat saya kesini. Saya urus dari dapur sampai tempat tidur umi itu keras mencuci lantai harus pake tangan ga boleh pake slaber. Anehnya baik di tengah rumah maupun di kamar tidak pernah bisa rapi bayangkan pernah minta dikirim uang oleh Abi yang lagi di Indramayu. Hampir satu juta dihabiskan sehari hanya untuk bayar online makanan dan minuman sampahnya numpuk dikamar tidur sampai dibawah tempat tidur. Sorenya mendadak minta transfer lagi untuk bayar COD barang . Abi kirim lagi melalui kang Asep, Abi tak pernah nanya apalagi nolak permintaan sebab bila nolak selain ributnya ga berhenti kebutuhannya tetap harus dipenuhi. Jadi apa yang disebutkan di Uya Kuya Abi menyoal kiriman harian 300 ribu itu engga mungkin. jangankan ke keluarga ke anak didik dan anak pungutnya saja seperti ke saya yang 1 tahun ngurus renovasi rumah baik puluhan, maupun ratusan juta rupiah nilainya. sebab, Abi biasanya menilai hasil teraphynya sejauh mana terhadap anak angkat atau anak asuh serta terhadap lingkungan bahkan keluarga sekalipun, lihat saja saat program startmacker yang hasilnya milyaran rupiah dinikmati oleh semua sehingga bisa dilihat siapa yang berhasil teraphy nya. Siapa yang mundur dan siapa yang maju. Belum tentu yang pesat ekonominya dinilai berhasil teraphynya. Bisa saja malah kegagalan dalam Teraphy Illahiyahnya dan biasanya yang seperti itu tidak lama bisa menikmatinya sebab itu adalah teguran agar kembali ke tujuan awal teraphy. “Startmacker itu potensial hingga digandeng tik tok sekarang” tutur firman membuka siapa Ummi HF dan siapa Abi SA. Ia menggaris bawahi bahwa selama ini tidak ada keluhan Bunga terhadap Abi bahkan ia ekspresikan kebanggaannya di tik tok nya dengan menayangkan Abi, Ummi, ia dan adiknya Asma dalam sebuah video, saya akan minta bang Uya melakukan hipnotis pada saya, Ummi dan Bunga biar tau siapa yang benar dan siapa yang dusta. Ini penting agar publik tau apa yang terjadi sebenarnya. Dan semua harus diproses sesuai hukum yang berlaku sebab memberi dan menggunakan keterangan palsu itu ada pasalnya. Waktu Abi diminta Ummi membuat dan menandatangani surat yang isinya ummi yang nentukan itu, saya lihat ummi yang memohon sambil megang tangan Abi dan nangis “saya baru tau kalau itu ummi lakukan atas perintah penyidik sesuai yang ummi akui di medsosnya.” Tapi surat itu kontennya diselewengkan seolah olah pengakuan percabulan, bukan masalah Abi belakangan jarang pulang, tidak hadir saat anak anak sakit dan belum membalik namakan rumah yang disukai Ummi dan Bunga. Juga belum membelikan mobil sesuai yang ummi dan Bunga inginkan, makanya semua, baik Ummi maupun Bunga dan saya kalau perlu dihipnotis biar “clear and clean” ucap Firman yang mengaku dialah yang paling tau siapa Ummi, Abi bahkan Bunga karena setiap hari ketiganya ia yang ngurus “kalau ngemandiin bisa disebut nyabulin. Saya bahkan tiap hari mandiin Bunga ,tidur bareng karena mereka lebih banyak dengan saya ketimbang dengan ibu bapak nya.” pungkasnya mengakhiri.
Agus Prayoga,SH pengacara senior Cirebon yang digandeng Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kota Cirebon saat jadi kuasa HF dan Bunga awal memproses pengaduan di Polresta Cirebon menyebutkan, baik dirinya maupun LPAI Cirebon Kota bahkan telah menarik kesaksian dan bukti yang mereka ajukan kepada penyidik. Masalahnya kemudian diketahui pelapor sering berobah robah dalam memberi keterangan sehingga ada kesan kebohongan, Saat pelapor merasakan ekspresi kami, tanpa musyawarah langsung mencabut kuasa tanpa prosedur yang baik dan benar. Bahkan dalam hitungan hari mengangkat kuasa baru serta melakukan booming media sosial segala serba diviralkan namun melenceng dari bukti awal yang memang belum bisa kami buktikan dengan penyidik, jangankan perkosaan, Percabulanpun belum cukup bukti, saat itu KPAI secara resmi menarik kesaksian dan bukti kepada penyidik sesuai arahan KPAI Jabar dan Pusat mengingat fakta lapangan yang berobah robah pengakuannya. Lihat saja penayangan pertama di Uya Kuya segitu ditegaskan adanya perkosaan berulang ulang sejak Bunga berusia 7 tahun diperkuat pengakuan adanya visum at revertum dengan luka jam 3-6 dan 9 diucapkan pelapor dipertegas kuasa hukumnya. Tapi kemudian di medsosnya foto di Uya Kuya itu dia upload dengan edit tulisan pengakuan dan permintaan maaf bahwa sebenarnya Bunga anaknya selaput darahnya masih utuh tidak ada perkosaan yang ada percabulan dan perlu diproses hukum.
Kemudian pengacara yang mendampinginya di Uya Kuya itupun tidak bersamanya lagi dan infonya diganti kuasa baru, saya merasa berkewajiban turut menempatkan masalah ini sesuai proporsinya, “Semua yang bersalah harus diproses hukum,” tutur Agus Prayoga saat ditemui dirumah Teraphy yang dikelola Asep di Sumber Cirebon (16/04/2024).(HerBdg)