JAKARTA, SINARSURYANEWS.COM — Yayasan Tulus (Tujuh Langkah Hidup Sehat) bekerjasama dengan Prodia kembali menggelar Seminar Autoimun yang mengusung tema “Menjadi Orang Dengan Autoimun Yang Sehat, Produktif dan Bahagia” Sabtu (9/11/2024) di Prodia Tower, Kramat Raya Jakarta.
Seminar dimulai dengan persembahan Tari Bali dari ODAI TULUS dan dilanjutkan acara inti yang dipandu oleh dr. Abirianty P. Araminta, Sp.PD ini diikuti sebanyak lebih kurang 137 orang serta diisi oleh beberapa narasumber seperti Dr. dr. Rudi Hidayat, Sp.PD-KR, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi mengupas terkait nyeri dan aktifitas fisik orang dengan Autoimun.
“Autoimun adalah kondisi dimana sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit, secara keliru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh sendiri seperti sistem kekebalan tidak dapat membedakan antara sel-sel asing melawan sel-sel tubuh yang normal serta terjadi peradangan, kerusakan jaringan dan gangguan fungsi organ,” jelas Rudi yang juga Ketua Umum Perhimpunan Reumatelogi Indonesia kepada peserta yang hadir.
Lebih lanjut dijelaskan bagaimana mengontrol nyeri dan dalam kesempatan itu diutarakan bagaimana bisa berdamai dengan Autoimun selain itu juga obat anti radang, bukan anti nyeri, obat untuk penyebabnya (autoimun), kontrol teratur, monitor efek samping obat bila terapi jangka panjang dan yang tidak kalah penting tetap aktif serta berolahraga.
Sementara DR.dr. Tribowo Tuahta Ginting SpKJ, Subsp.Ad. K (K)
Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiatrik) menambahkan, lakukan sesuatu dengan fokus untuk mendapatkan hal sesuai yang diinginkan.
“Jadi pada saat melakukan sesuatu harus fokus dan manajemen cara mengatur pikiran kita untuk mengurangi stres agar tercapai yakni fokus mencapai tujuan agar menjadi sehat,” ujarnya.
Ada yang berbeda pada seminar kali ini, yakni menghadirkan narasumber dari desainer dan pelaku UMKM yakni Ir. Arsita Resmisari, S.H (Desainer dan Owner Arsita Craf) yang juga motivator kesehatan. Ia menyampaikan bahwa walaupun dalam kondisi yang terbatas pada kesehatan, tapi hal itu tidak menjadi penghambat untuk tetap semangat.
“Pada intinya, kami sangat bangga dengan teman-teman yang tetap semangat dan terus menjaga agar hidup menjadi fokus,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Ketua Yayasan Tulus Tanti Damayanti menjelaskan, kali ini Yayasan Tulus selenggarakan seminar untuk yang kesekian kalinya setelah berdiri pada tahun 2018 dan terdaftar pada tahun 2020.
“Yayasan kami ini seperti yayasan autoimun lainnya banyak membahas masalah kesehatan. Namun ada hal yang kami kedepankan visi dan misi dari Yayasan TULUS mengenai autoimun. Kami bisa menjembatani bagaimana para penyintas autoimun dapat bersahabat dan berdampingan dengan Autoimun agar bagaimana caranya kita bisa aktif dan produktif serta bahagia,” ucap Tanti.
Masih kata Tanti, selain menari yayasan juga selenggarakan Hidroterapi, jadi bisa aktivitas dan berolahraga di air yang aman bagi penyintas autoimun dan juga kegiatan lain seperti melukis, merajut dan juga line dance.
“Selain itu juga untuk penyemangat, kita punya lagu yang berjudul “Semua Pasti Bisa” yang dinyanyikan oleh para penyintas autoimun. Jadi bagi teman-teman penyintas autoimun jangan putus asa, Kita Pasti Bisa,” tandasnya.
Sementara Founder Yayasan Tulus, Ganis Trisnanisasi usai kegiatan menyampaikan bahwa autoimun menjadi perjuangan dari para penyintas autoimun. Namun begitu, yayasan Tulus tidak fokus dengan Autoimun, tapi kepada para penyintas bagaimana dapat berkarya.
“Kami berharap kepada para penyintas autoimun tidak putus asa, walau ini diidap secara berkepanjangan. Tapi kami berharap agar bagaimana penyintas autoimun dapat berkarya, agar dapat ‘mengalihkan’ pikiran-pikirannya kearah yang lebih positif dan juga dapat menyalurkan hobinya,” imbuh Ganis.
Seperti kali ini kata Ganis, mereka dapat tampil bagus (menari dan fashion show) pada acara pembukaan seminar, walau dengan keterbatasan kondisi mereka seperti yang kita ketahui bersama.
“Saat tampil diatas panggung, tampak mereka senang dan bahagia, bisa melupakan apa yang mereka rasakan. Bahkan mereka mengucapkan terimakasih kepada yayasan yang telah memberikan kesempatan dengan membangun rasa kepercayaan diri. Mereka bilang kok bisa ya tampil di panggung seperti itu?,” ucap Ganis lagi.
Tampak hadir dalam seminar tersebut Ibu Ema selaku Ketua RA dari Bandung, Ibu Nuniek selaku Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia Jakarta dan lainnya.