
Indramayu, Sinar Surya – Proyek Balai Besar wilayah Sungai (BBWS) Citarum pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS Kandanghaur CS Kab. Indramayu yang dikerjakan PT Tirta Wijaya Karya APBN 2017 – 2019 selama 420 hari senilai Rp64.307.297.000,- No Kontrak : HK.02.03/PKK.IRG.I/SNVT/PJPAC/14/2017 yang didanai Bank Dunia, tampaknya merupakan proyek percontohan pembangunan irigasi pemasangan brikest.
Pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi Kandanghaur itu dapat menjadi proyek irigasi yang menguntungkan bagi penerima manfaat air, dimana saluran air sangat lancar selama pengerjaan saluran karena tidak memerlukan kistdam (penutupan sebagian saluran air), sebab pemasangan brikest sangat efektif, simple dan tidak menggangu perjalanan air.
Pembangunan jaringan irigasi berupa brikest jauh lebih menguntungkan dari pada pemasangan batu, biaya lebih ringan, pengerjaan lebih cepat dan saat pengerjaan air dapat dimanfaatkan penerima manfaat air karena selama penegerjaan tidak ada hambatan pemakaian air, sebab saluran tidak harus ditutup.
Menurut para petani di Indramayu khususnya pemakai air dari saluran Kandanghaur cs mengatakan, pemasangan batu sangat banyak tenaga (tukang) yang dipakai, harus memasang kistdam dan belum tentu pasangan semen pasir sesuai dengan bestek (kebanyakan pengurangan bestek) sedang brikest sudah produk pabrikan jadi tinggal menempelkan, katanya.
Warga Indramayu menunjukkan pekerjaan brikest yang dikerjakan PT Tirta Wijaya Karya, sangat bagus sekali, air lancar tanpa ada hambatan, jalan kanan kiri saluran dapat dilalui kendaraan, jadi pengerjaan proyek tersebut sangat menguntungkan bagi para petani penerima manfaat air, tandasnya.
Bila dilihat proyek irigasi khususnya pemasangan batu, belum beberapa tahun sudah rusak parah, kemungkinan proyek pasangan batu itu tidak memakai pondasi, campuran semen pasir 4 ; 1 sesuai bestek, pelaksana membuat campuran menjadi 10 ; 1, seharusnya pasangan batu berlapis, kemyataan yang dibangun hanya batu muka, dilihat dari depan sangat bagus akan tetapi ketahanan tidak ada karena pengerjaan tidak sesuai gambar yang ditentukan pemberi kerja.
Tasripin salah seorang masyarakat penerima manfaat air mengharapkan pemerintah (BBWS) atau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menyerap dana APBN untuk lebih memperhatikan mutu pekerjaan khususnya untuk daerah pertanian berkelanjutan, agar penyaluran air ke persawahan petani dapat diminimalisir dengan baik, buatlah proyek yang menguntungkan semua pihak teruma petani, jangfan hanya kontraktor pelaksana yang kaya raya padahal pekerjaannya banyak yang amburadul, tandasnya.
Bila diperhatikan rehaboliasi jaringan irigasi Kandanghaur cs ini jauh lebih bermanfaat bagi petani, selama pengerjaan air tidak terhambat kepada petani karena pasangan brikest dan diyakini pasangan ini sangat menguntungkan semua pihak.
Menurut salah seorang mandor PT Tirta Wijaya Karya yang diwawancara dilokasi proyek menjelaskan, pemasangan brikest ini sangat sederhana, mempergunakan excavator, tenaga ahli (tukang yang mahir), mengerjakan jalan kanan kiri saluran sehingga para petani dapat memanfaatkan jalan yang dibangun untuk mengangkat hasil panen dengan baik.
Saluran ke persawahan petani juga sangan bagus dikerjakan, masyarakat tidak ada yang complain selama pengerjaan, mereka tidak terganggu bertani, kami sebagai pekerja merasa aman karena bahan brikest tidak hilang dicuri penjahat, kalau pasangan batu sering terjadi kehilangan pasir, semen dan batu jadi kontraktor pelaksana sering rugi, katanya.
“Mandor tersebut mengaharap pemerintah lebih baik memasang brikest pada saluran irigasi dari pasangan batu, sebab brikest jauh lebih menguntungkan,” ujarnya. (Efi Firmansuyah)